Barusan, ketika gw lagi cari makan malam di daerah Bintaro, gw berpapasan sama 2 orang pengguna Moge (Motor Gede) Harley Davidson yang sepertinya baru saja mengikuti Konvoi Jalur Merah Putih, yaitu rombongan Moge yang berkonvoi dari Jakarta – Surabaya PP yang menempuh jarak 1908 km dalam rangka memperingati 100 tahun kebangkitan nasional.
Well, dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada niat mereka yang ingin memperingati 100 tahun HARKITNAS, gw coba berpikir kritis, apa hubungannya Konvoi Moge dengan HARKITNAS ya? Moge itu kan kendaraan para orang kaya, dan tentu rakus BBM. Padahal kita berada dalam kondisi yang serba sulit akibat krisis BBM. Apalagi gw denger para pengguna Moge ini banyak mendapatkan fasilitas khusus, seperti pengawalan dari aparat, mendapatkan prioritas penggunaan jalan (buktinya pada ruas jalan tertentu sampai harus ditutup bagi pengguna jalan lain untuk memberikan kesempatan bagi rombongan Moge ini), serta yang paling dahsyat adalah keistimewaan untuk dapat masuk jalan tol, padahal kita tau jalan tol itu hanya untuk roda empat ke atas. Fyuh, konvoi itu hanya merusak rasa keadilan rakyat kebanyakan. Dan, gw sama sekali ngga melihat hubungan antara konvoi tsb dengan HARKITNAS kita.
Kecuali misalnya konvoi itu menggunakan bahan bakar Alternatif seperti biodiesel atau dengan menggunakan kendaraan listrik, kendaraan bertenaga surya dll, atau konvoi sekaligus propaganda hemat BBM, Jakarta – Surabaya PP dengan pemakaian BBM maksimal 5 liter (bisa ngga ya, he3x).
Note : turut berduka cita dengan wafatnya Sophan Sophian yang menjadi ketua rombongan Jalur Merah Putih, semoga Alm di terima di sisiNya dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan, amin. Dan semoga kita semua bisa mendapatkan hikmah dari peristiwa tsb.