Kemarin, waktu gw sedang dalam perjalanan ke Bandung, salah seorang temen kerja gw sms gini:”Pak, hati2 dijalan, semalem aku mimpi bapak kecelakaan”. Gosh, gw kaget dan perasaan takut mati langsung datang. Mana gw lagi di jalan tol lagi. Segala kemungkinan kecelakaan lalu lintas bisa saja terjadi. Batin gw bilang apakah gw siap untuk mati? Apakah amal ibadah gw bisa menolong gw untuk bisa masuk surga. Astaghfirullah.
Kematian adalah hal yang pasti terjadi, dan tentu setiap manusia harus selalu siap menghadapi itu. Siap atau tidak siap. Even, Jika gw mati di usia semuda ini gw ngerasa masih banyak hal yang akan tertinggal di dunia. Masih banyak impian gw yang belum bisa terwujud dan gw masih belum merasa memberi banyak bagi keluarga, orang – orang yang gw cintai dan orang lain. Tapi taqdir adalah taqdir, no matter how, when and where. Suatu saat kita pasti akan mati.
Mungkin ini satu peringatan Tuhan buat gw untuk “kembali” ke JalanNya. Bahwa kekecewaan2 gw yang timbul akibat peristiwa2 di masa lalu itu sangat tidak berdasar.
Jika kematian itu datang, gw ingin orang – orang yang ada di sekeliling gw bisa memberikan kesaksian di penghormatan terakhir seperti ini: “Tuhan, he’s a great son, great brother, great husband, great father, great boss, great partner, and great friends” Tolong tempatkan dia di tempat yang layak di sisiMu, amin. Gw pikir, ketika orang – orang terdekat gw memberikan kesaksian seperti itu, at least gw sudah memberikan cinta, kasih sayang dan pengorbanan yang layak buat mereka.
Jadi, apakah gw siap untuk mati?
siapa ga siap ya ndra…huhuhu..