Hari sabtu lalu, saya mengikuti workshop inspiratif 2009 yang disampaikan oleh Jamil Azzaini, inspirator sukses mulia suatu visi untuk hidup sukses yang tidak hanya untuk mencari materi semata, tapi bagaimana dengan kesuksesan yang kita dapat itu bisa bermanfaat bagi orang lain.
Pak Jamil memang inspirator yang hebat, dengan bekal pengalaman hidup di masa lalu yang berangkat dari satu keluarga termiskin no 2 di kampungnya, yang makan aja sulit, kesekolah harus pulang pergi sejauh 40 an km, dan harus dinistakan orang terkaya di kampungnya ketika mencari pinjaman uang untuk biaya masuk IPB, kampus untuk mewujudkan cita – citanya sejak kecil yaitu menjadi insinyur pertanian – beliau mampu mengharu biru emosi peserta workshop. Tidak terasa, ada beberapa bulir air mata yang jatuh ke pipi ketika beliau menceritakan pengalamannya itu. Tapi tidak hanya itu, pak Jamil mampu membangkitkan motivasi setiap peserta workshop siang itu.
Inti workshop siang itu adalah bahwa untuk mencapai satu kesuksesan, kita harus punya tekad yang kuat yang harus kita rencanakan secara tertulis. Yah, Pak Jamil mengajarkan bahwa dalam hidup kita harus menuliskan target hidup ini dengan membuat proposal kepada Tuhan, proposal yang berisi harapan dan cita – cita yang ingin kita capai dalam hidup ini. Sama halnya dengan Jamil kecil yang bercita cita menjadi seorang insinyur pertanian padahal untuk makan saja sulit, dan semua teman2 kecilnya termasuk gurunya sendiri mentertawakan cita – citanya itu. Suatu ketika, jamil kecil dikeroyok oleh teman2nya dan ketika Jamil kecil lari, ada benda yang mengenai kepalanya hingga bocor. Ketika Jamil kecil menangis pulang kerumah, Bapaknya kemudian menangis sambil memeluk badannya sambil berkata “Jamil, buktikan kepada teman2mu bahwa kamu bisa menjadi Insinyur pertanian, buktikan Mil!” Perkataan yang tidak akan pernah dilupakan Jamil hingga akhirnya menbawa kesuksesan seperti sekarang. Sejak itulah, Pak Jamil belajar membuat rencana dan tujuan hidup secara tertulis.
Ada satu kalimat yang dilontarkan oleh Pak Jamil yang sangat provokatif buat saya, he said ” jika kita mati, perbuatan apa yang sudah kita lakukan yang bisa membuat kita meminta Tuhan memasukkan kita ke Surga ?”
Ketika pak Jamil meminta setiap peserta menuliskan kebanggaan terbesar apa yang ingin kita capai dalam hidup, saya menulis :
Saya ingin menjadi seorang pengusaha multinasional yang mempunyai 10 ribu karyawan. dan memberi manfaat bagi 50 ribu orang. Dengan kekayaan yang saya miliki itu, saya bisa membuat sekolah dan rumah sakit gratis sehingga akan banyak orang miskin di negeri ini yang bisa sekolah dan berobat dengan cuma – cuma. Dan jika saya mati nanti, 70 % dari kekayaan saya tersebut akan saya sumbangkan untuk amal.
Mudah2an bisa tercapai, amin ya Rabbal alamin.
waww… obsesi yang sangat luar biasa. moga cepet tercapai broo. amiin
Semoga bisa tercapai, mas..Amien..
Aku juga banyak belajar dari mas Indra (aku tulis di salah satu postingan terbaru-ku…) 🙂
Semangat terus ya mas…
Di setiap cobaan, ada berkah yang tersimpan 🙂
@Elmoudy: thanx broo, amiin..You too!
@ Rila: amiin..amiin, thanx partner
Dh,
Bp.Indra, mohon informasinya bagaimana saya bisa menghubungi Bp Jami Azzaini. Kebetulan kantor kami ingin mengundang beliau. Demikian, terima kasih.
salam,
heriwe
mas jamil kapan shodaqoh fikir dengan teman teman BMT ?….kami menunggu karena temen temen BMT baru bisa membaca buku bukuyang masjamil terbitkan
” sebaik-baiknya manusia adalah yang memberikan manfaat untuk manusia lainnya ” Al-Hadis
keberadaan saya harus bermanfaat buat orang banyak