Well, saya membaca satu tulisan seorang entrepreneur muda di satu website yg menceritakan tentang cashflow dalam bisnis. Dia share satu pengalaman dimana cashflow perusahaannya terganggu karena piutangnya kepada satu perusahaan terdelay pembayarannya karena direksi perusahaan tersebut berganti. Dan itu sangat berpengaruh terhadap cashflow di perusahaannya.
Anyway, saya juga ingin share satu pengalaman berharga dalam membangun satu perusahaan. Dalam membentuk satu perusahaan itu dibutuhkan modal, tapi yg perlu di ingat adalah bahwa bentuk modal itu sendiri tidak musti berupa uang, bisa berupa ide, keahlian dll. Saya dan teman2 sudah membuktikan hal ini ketika kami merintis perusahaan kami sekarang ketika kami merintis nyaris tanpa modal. Tapi apakah dalam proses membangun perusahaan tsb, hal itu masih cukup? What’s next?
Ternyata dalam pengalaman saya mengelola perusahaan ini, kapital berupa uang itu tetap diperlukan. Tidak mutlak memang, tapi menurut saya hal tsb adalah faktor penting kalo tidak dikatakan yang terpenting. Dan semakin besar skala perusahaan yang kita kelola, semakin besar pula kapital atau cashflow yang harus kita maintain. Saya ambil contoh begini: ketika di awal2 perusahaan kami berdiri, kliennya masih sedikit dan kebanyakan transaksi dibayar dengan cash, kapital yang kami butuhkan tetap tidak banyak. Tapi ketika perusahaan semakin besar dan transaksi yang kita lakukan tidak dengan cash, ada customer yang baru bayar seminggu, ada yang bayar sebulan kemudian bahkan ada yang sampai 2 bulan. Pada titik inilah, kita harus mempunyai kapital untuk menjaga agar cahsflow kita tetap lancar.
Trus gimana caranya supaya cashflow kita tetap lancar, menurut saya kalo skala bisnis kita sudah semakin membesar, hanya 2 cara yang bisa dilakukan. Yaitu suntik modal atau hutang. Loh ko hutang? Dulu banget saya paling anti sama hutang, tapi sekarang saya berpikir kita tidak bisa menghindar dari hutang. Apalagi kalo sumber daya kita terbatas. Sekarang gini, menurut saya lebih baik profit kita sedikit berkurang untuk bayar katakanlah profit sharing tapi cahsflow kita lancar dan aman, daripada demi untuk tidak berhutang kita jadi kepepet sana sini karena cashflow kita tidak seimbang. Kalo owner perusahaan tsb kaya sih ga masalah, tinggal suntik modal atau jual aset. Nah kalo ownernya kere? hehe..satu2nya cara ya dengan hutang atau bahasa halusnya adalah mencari investor hehe
Well, berbisnis itu adalah pelajaran terus menerus. Pengalaman saya dan rekan2 dalam membangun bisnis ini seringkali harus menghadapi badai yang begitu besar. Yang saya ingat ketika menghadapi badai itu adalah cita2 yang ingin saya capai, yaitu bagaimana dengan perusahaan ini saya bisa memberikan manfaat yang sebesar2nya bagi orang2 yang kita cintai serta orang lain. Dengan sering mengingat kembali cita2 dan visi hidup kita, Insya Allah kita akan selalu kuat dalam menghadapi berbagai jenis cobaan apapun, amiin.
Nyari suntikan modal nih Bang 🙂
Saya sudah pernah behutang untuk modal, tapi kejebak dengan bunga yang tinggi 🙁