Keprihatinan dia berlanjut sampai masa remaja dan saat – saat dia kuliah. Gw tau persis ketika saat – saat itu dia begitu prihatin karena kondisi ekonomi Abah dan Oma yang sedang tidak baik. Praktis, biaya kuliah dia ditanggung kakak – kakaknya dan berbagai upaya dia sendiri. Dan kami begitu mengagumi semangat dia untuk menyelesaikan kuliah.
Kondisi mulai berubah ketika sejak tahun 1997 dia mulai merintis perusahaan travel agent sendiri di Bali. Yang unik adalah ketika pada saat itu hampir semua Travel Agent fokus ke pasar Eropa (barat) , Amerika dan Jepang, dia malah merintis market baru untuk turis dari Rusia. Waktu itu hampir semua relasi dia menanyakan keputusan tsb. Karena waktu itu Rusia adalah sebuah negara yang nyaris bangkrut. So, kenapa harus Rusia?
He said, waktu itu dia menganalisa potensi dari negara yang akan berkembang, salah satunya dari potensi jumlah penduduk dan potensi kekayaan alam yang mereka miliki. Dan terbukti, berkat harga minyak yang tinggi sekarang Rusia menjadi negara yang kaya raya. Tapi dulu, ngga banyak orang yang melihat potensi itu.
Dia merintis pasar Rusia tersebut secara mandiri dan kontinyu, dan nyaris tanpa kompetitor waktu itu. Dan faktanya adalah turis dari Rusia itu adalah tipikal turis – turis kaya raya yang memiliki daya beli tinggi dan waktu tinggal yang lama. Dan Om gw sangat tepat membidik pasar tersebut.
Well, Om gw bilang dalam bisnis kita harus selalu jeli melihat peluang dengan didukung oleh fakta hasil analisa. Dan gw menjadi salut when he said omzet yang diraih perusahaan nya tahun lalu adalah sebesar 70 M, gosh! Lebih salut lagi, dia tetap humble, sayang keluarga, dan sangat memperhatikan kesejahteraan para karyawannya.
Hm that’s a real entrepreneur, isn’t it?