Keluarga besar ayah saya mempunyai tradisi untuk berkurban di kampung halaman kami, di satu kampung jauh di pelosok, di kecamatan Malangbong Garut. Alhamdulillah pada Idul Adha kali ini, keluarga besar kami bisa menyembelih 2 ekor sapi dan 4 ekor kambing yang dagingnya cukup untuk didistribusikan kepada 450 orang. Tradisi ini merupakan amanat dari Ayah/Kakek/Buyut kami supaya kami sekeluarga besar tetap peduli pada lingkungan sekitar tempat dimana kami semua berasal.
Selalu ada hal yang membuat kami sekeluarga besar selalu termotivasi untuk berkurban di tempat kelahiran kami itu. Selain lokasinya yang jauh dipelosok, mayoritas penduduknya berada pada kondisi yang miskin. Ada satu hal yg membuat saya terharu adalah ketika ada beberapa penduduk yang saking senangnya bisa makan daging mendoakan begini: “semoga keluarga besar Uu Haji selalu mendapatkan kelimpahan rezeki, supaya kita semua bisa makan daging”. Well, this is true story: mereka hanya makan daging setahun sekali. Ya, hanya pada saat keluarga besar kami menyembelih hewan kurban. Masya Allah.
So, seberapa sering kita semua bisa makan daging? Tiap hari, tiap dua hari atau seminggu dua kali? Well, semoga kita menjadi orang yang bersyukur, karena masih banyak saudara2 kita yang bahkan cuma sekali makan daging dalam setahun 🙂
One Hundreds Tums Up… iyah, mungkin Lebih baik Qurban di kampung halaman x yach,, kalo di Ibukota kiri kanan jg pada berkurban.. yg di kampung belum tentu kiri kanan pd berkurban.. Patut di contoh sama yg Lain nech ka.. ^_^