Gosh, saya baru aja pulang dari traveling ke Malacca, Bangkok, Macau dan Hongkong (nanti saya ceritakan satu2 secara detail) selama 7 hari full. Tenang2, kalo bicara masalah biaya itu relatif. Tapi yang pasti saya terbang dengan biaya tiket murah karena promo dan pesannya jauh2 hari serta traveling dengan cara backpacker alias turis dengan kantong kere haha. Yah, nginep di hostel murah, kemana2 naik public transportation, makan ngirit (walau untuk yang ini sulit banget buat saya) dll dll
Anyway, why traveling? Kenapa tidak menikmati hidup dengan cara lain hehe. Oia, sebelum saya jawab. Saya itu suka sekali memberi hadiah kepada diri sendiri ketika saya merasa saya sudah mencapai satu achievement tertentu, yah itung2 memotivasi diri sendiri. Lalu achievement apa yang saya dapat sehingga saya merasa layak mendapatkan “hadiah” traveling ke negara2 tersebut. Well, ketika perusahaan yang kami bangun mengalami badai yang sangat kuat di akhir tahun kemarin, saya merasa berhasil membuat perusahaan ini tetap kokoh, terus berjalan, dan Alhamdulillah malah semakin berkembang. Dan Insya Allah akan terus berkembang, amiin.
So, why traveling? Hm, awalnya saya sangat terinspirasi dengan bukunya Mba Trinity “naked Traveler” yang menceritakan pengalamannya traveling ke berbagai negara di dunia. Selama ini pengalaman traveling saya masih cetek, paling banter cuma ke Bali hehe So ketika saya melakukan perjalanan seorang diri naik bus dari Singapore ke KL trus kembali ke singapore, saya sangat menikmati hal tersebut. Padahal deket banget ya dan ga terlalu istimewa, tapi menjadi berkesan karena itu pengalaman pertama saya keluar negeri soalnya haha
Dan ketika 2 minggu lalu saya mendapatkan kesempatan traveling ke Malaysia, Thailand, Macau dan Hongkong, banyak hal yang saya dapat ketika traveling negara2 tersebut. Yang paling berkesan adalah ketika saya berada dalam keadaan “lost in translation”, yaitu ketika kita ada di satu keadaan tidak ada satupun orang yang berbicara dalam bahasa kita. That’s awesome! Kerasa banget kalo kita sedang ada di satu tempat yang jauh dari kampung halaman kita hehe.
Selama traveling, saya suka sekali melihat kehidupan local people dari dekat. Menikmati kesibukan orang – orang di kota besar seperti bangkok dan hongkong. Menikmati public transportation seperti MRT, sky train, boat, tuk tuk, kapal ferry dll. Menikmati pencampuran budaya antara China dan Eropa di Macau dan Hongkong, pencampuran budaya antara Islam dan Eropa di Malacca dll dll.
Dan karena saya melakukan traveling dengan gaya backpacker, saya belajar bagaimana memenej keuangan selama saya traveling tersebut. Rencana perjalanan saya susun secara detail begitupun anggaran biayanya. Untuk menghemat pengeluaran, saya hanya memakai penerbangan murah (thanx to Air asia dan Viva macau), saya menginap di hostel2 murah dengan tarif 100 ribuan semalam, kemana2 naik transportasi public, dll dll. Pokoknya bagaimana caranya saya bisa survive dengan anggaran seminim mungkin.
Hm, ada satu kesimpulan yang saya dapat ketika saya traveling ke Malaysia, Thailand, Macau dan Hongkong tsb. Sebetulnya potensi wisata negara kita jauh lebih baik daripada ke 4 negara tersebut. Namun perlu diakui promosi dan manajemen pariwisata negara2 tersebut jauh lebih baik diatas kita. Saya kasih contoh bagaimana Malaysia mempromosikan tempat wisatanya, waktu saya ke Malacca saya mengunjungi Jonker Walk yang disebut2 dalam setiap publikasi wisata di Malacca sebagai tempat yang wajib dikunjungi. Dan yang saya dapat adalah satu tempat dimana banyak orang berjualan segala macam barang dan makanan., nothing special. Di Jakarta juga banyak. Tapi cara mereka mempromosikan tempat tsb perlu kita acungi jempol. Indonesia perlu belajar banyak.
So Why Traveling? Cause It’s fun, awesome and addicted.
“The World is a book, and those who do not travel read only a page.” Saint Augustine