“The World is a book, and those who do not travel read only a page.” Saint Augustine
Alhamdulillah saya berkesempatan lagi melakukan traveling di awal bulan puasa lalu, kebetulan saya dan beberapa teman melakukan perjalanan ke KL (memanfaatkan promo murah air asia), trus naik kereta (sleeper train) ke hatyai di Thailand Selatan selama 14 jam, disambung naik bus ke phuket selama 8 jam. Lalu sampailah di tujuan utama, Phi phi islands. Salah satu kepulauan terindah di dunia. Dimana salah satu pantainya (maya bay) menjadi lokasi syuting film the beach nya leonardo di caprio yang terkenal itu.
Well, nanti deh saya ceritakan lebih detail ttg kisah perjalanan saya kali ini. Namun saya ingin share ttg pelajaran yg saya dapat pada traveling kali ini. Anyway, traveler itu tidak sama dengan tourist ya. Menurut saya tourist itu hanya fokus pada obyek wisata di satu tempat, sedangkan seorang traveler selain dia menikmati keindahan satu tempat, juga budayanya dan selalu belajar dari tiap perjalanan yg dilakukannya. Traveling itu ibarat salah satu sekolah kehidupan. Dimana kita bisa belajar dari orang lain yg bahkan berbeda sama sekali kebudayaannya dengan kita.
Well, saya percaya traveling itu bisa membuat kita lebih toleran dengan orang lain, dan membuka mata kita lebih lebar supaya bisa terbebas dari pikiran2 sempit berbasiskan nasionalisme, agama, suku, ras dll. Di saat traveling itu lah kita bisa terbuka untuk bisa menerima perbedaan sebagai satu hal yg tidak bisa dihindari.
Saat traveling kemarin, saya mendapat satu pelajaran ttg satu hal. Karena seringkali melihat, mendengar tentang kekejaman orang Yahudi terhadap saudara2 Palestina kita, saya serta merta menjadi antipati terhadap semua orang Yahudi. Yah, termasuk para Yahudi yang saya temui waktu berlibur di Phi Phi Island di awal bulan puasa lalu. Kami berada di satu perahu kecil yg sama dengan gerombolan backpacker dari Israel dengan rute Phi Phi Don ke Phi Phi lay. Well, ketika suatu saat saya nyaris tenggelam, ternyata salah seorang dari mereka yang pertama kali menolong saya. Padahal sejak awal perjalanan saya memasang muka antipati terhadap mereka. Dan ternyata Tuhan menegur saya dan saya yakin peristiwa itu tidak terjadi secara kebetulan. Everything happen for a reason, right. Astaghfirullah..
Hm,kalo saja para teroris, termasuk pimpinan negara2 yang merasa negara mereka paling unggul itu juga traveling, mungkin mereka akan lebih menghargai orang2 yang berbeda agama, budaya, ras dll dengan mereka ya. Hey, hidup didunia ini tidak sendiri kawan 🙂
So, go travel..see the world! *Hm, ga sabar menanti edisi traveling berikutnya di bulan Februari 2010. Pengen ke Yerusalem. Hm, semoga ada rezekinya dan bisa dapet tiket murah kesana dari Bangkok *amiin, posisi berdoa
Dan akhirnya lo malah pergi ke india ya bro … hehehe 🙂