Ketika sentimen anti Amerika sedang tinggi, pertanyaan gw adalah apakah kita anti terhadap kepongahan pemerintahnya atau juga anti terhadap semua orang Amerika? Kalo anti terhadap pemerintah Amerika gw setuju banget, tapi kalo itu juga berimbas menjadi anti terhadap semua orang Amerika, menurut gw tidak proporsional. Faktanya bahwa tidak semua rakyat Amerika setuju terhadap kebijakan perang negaranya. Sudah seharusnya kita harus fair melihat ini semua.
Well, film yang gw tonton wiken ini memberikan satu tontonan yang sangat menyentuh. Mengenai persentuhan budaya antara Amerika dan dunia muslim. Dan gw belajar dari film ini bahwa ketika komunikasi dan rasa saling menghargai dikedepankan, sebetulnya kita semua bisa hidup dengan damai dimanapun juga.
Film ini bercerita tentang seorang dosen di Connectitut College, Walter Vale (Richard Jenkins), yang seperti kehilangan gairah dalam hidupnya. Suatu ketika dia ditugaskan oleh kampus tempat dia mengajar untuk mempresentasikan buku, yang sebetulnya dia sendiri tidak memberikan kontribusi apapun, di satu konferensi di New York. Awalnya dia menolak tugas itu, tapi dia tidak ada pilihan lain selain menghadiri konferensi itu.
Ketika dia datang ke Apartementnya di New York yang sudah lama tidak tempatinya, dia mendapati sepasang imigran illegal, Tarek (Haaz Sleiman), yang berasal dari Syria, seorang pemain Djembe (sejenis kendang dari afrika barat) dan Zainab, yang berasal dari Senegal. Keduanya adalah Muslim. Mereka menempati apartment Walter karena ditipu oleh rekannya Ivan yang mengatakan jika apartment itu adalah milik teman Ivan yang lama diluar kota. Ketika awalnya Tarek dan Zainab kebingungan mencari tempat tinggal setelah pergi dari apartment itu, Walter menawari pasangan itu tinggal di apartmentnya untuk sementara.
Ketika mereka tinggal bersama itulah, akhirnya terjalin keakraban dan rasa persahabatan diantara mereka. Tarek mengajari Walter memainkan djembe itu dan mengajaknya juga untuk menonton konser Tarek di satu klub lokal. Sejak saat itu juga, perbedaan budaya dan usia tidak menghalangi persahabatan mereka. Walter merasakan semangat baru ketika dia memainkan alat musik itu. Semangat yang sudah lama hilang dari dirinya.
Suatu ketika, ketika mereka hendak pulang keapartment mereka dengan memakai subway, Tarek ditahan oleh polisi dan ditahan disatu tempat khusus bagi para imigran ilegal. Walter memperjuangkan dengan sepenuh hatinya untuk membebaskan teman barunya itu. Dan ketika ibunda Tarek, Mouna (Hiam Abbass) yang tinggal di Michigan, datang untuk mencari anaknya. Walter menerima Mouna untuk tinggal di Apartmentnya sambil berusaha mencari cara untuk membebaskan Tarek. Ketika bersama itulah akhirnya timbul rasa cinta diantara mereka.
Sampai akhirnya Terek di deportasi ke Syria tanpa diketahui Walter, dan dia menjadi sangat marah terhadap petugas imigrasi. Dan akhirnya, Mouna memutuskan untuk pulang ke Syria untuk menyusul Terek.
Film yang sangat menyentuh, it’s a must see!