Temen gw itu cerita tentang bagaimana usahanya selama ini mencari pasangan hidup setelah mengalami kekecewaan dalam hubungannya yang lalu dengan seseorang. Well, saat ini dia sedang dalam proses “approach” dengan seseorang yang diatas kertas sebetulnya adalah tipenya selama ini. Semua criteria yang dia dia inginkan dari seorang suami ada didirinya. Physically walaupun ga seoke mantannya yang dulu (ini berdasarkan pengakuannya), tapi lelaki ini struggle sekali,sangat matang diusianya yang thirty something, smart, dan yang terpenting satu iman dengan teman gw itu.
Hm, guess what ternyata semua itu ga cukup buat teman gw itu jatuh cinta pada apa yang ada didirinya. Ketika gw tanya kenapa? She said kalo dia sama sekali ngga ada “rasa” dan ngga ngeklik dengan lelaki itu. He can’t makes her laugh, and she never feel comfortable with him. Ngga ada chemistry sama sekali diantara teman gw dengan lelaki itu. Gosh lagi – lagi ”chemistry”, sesuatu yang kadang terasa abstrak buat gw. Kenapa ya chemistry itu jadi satu elemen yang penting dalam satu hubungan?
But, I think she’s right. Can u imagine hidup bertahun – tahun dengan seseorang yang ngga kita cintai dan ngga ngeklik sama sekali even semua hal yang kita impikan dari seorang pasangan hidup ada pada diri orang itu? Terkesan egois ya? Hm, buat gw pernikahan ideal yang gw dambakan adalah ketika gw menikah dengan orang yang gw cintai dan gw bisa terus maintain cinta kami itu sampai kapanpun.