Ini adalah kali pertama dia datang ke Indonesia, dan karena kondisi negara kita yang hampir mirip2 dengan India, dia ga kesulitan beradaptasi. Dua hari pertama dia berada di Bandung sepertinya tidak ada masalah berarti sampai ketika suatu malam ada telp masuk dari Hotel tempat dia menginap ke HP gw. Petugas Hotelnya bilang teman gw itu butuh bantuan gw secepatnya dan gw menyanggupi untuk segera datang malam itu juga. Dan ternyata ada suatu masalah dengan reservasi dia di hotel itu. Jadi ada semacam miskomunikasi antara perusahaannya tempat dia bekerja dengan travel yang mengurusi perjalanan & akomodasi teman gw itu selama berada di bandung. Guess what? Ternyata reservasi dia di hotel itu hanya kamar saja, exclude dinner & loundry, how come? Dan ternyata dia bilang kalo uang rupiah dia sisa ketika mengurusi visa di bandara sudah habis di malam pertama dan dia cuma pegang USD 21 tanpa kredit card, can u imagine? Berada jauh di negeri orang tanpa bekal financial yang memadai?
Malam itu juga, gw putuskan untuk menggaransi semua pengeluaran dia selama di hotel sampai perusahaan tempat dia bekerja itu memberesi masalah ini. Gw pun membekali dia dengan uang cash Rp 100 ribu just in case dia butuh sesuatu, itupun setelah gw setengah memaksa. Tapi satu yang ga bisa gw lupain dari orang itu adalah tekadnya yang jauh – jauh datang dari India yang cuma buat ikut training kami itu dan lulus ujian. Ga ada deh di kamusnya untuk sekedar jalan – jalan atau beli oleh – oleh dll yang umumnya banyak dilakukan orang ketika sedang berada di negeri orang. Dia bilang begini ketika gw menawarkan pegangan uang rupiah cash yang lebih layak “ Indra, I’m coming just to finish my study and nothing else!”
Well, terbukti selama training 12 hari itu dia terlihat sangat menonjol. Ga terlihat deh umurnya yang masih muda banget sekaligus peserta termuda diantara para peserta lain yang rata – rata sudah bertahun2 bekerja di bidang Occupational Health & Safety. Salut! Kepintaran otaknya ditambah tekad kuat dan motivasi tinggi untuk belajar menjadi nilai plusnya. Satu lagi tentu ditambah kefasihan dia dalam bahasa Inggris secara instruktur pelatihan kami itu adalah seorang Inggris tulen.
Hm, gw jadi berpikir mungkin itulah yang menyebabkan banyak orang India yang bekerja jadi tenaga terampil di negeri orang. Bahkan untuk beberapa bidang tertentu seperti IT, kedokteran, arsitek dll, orang – orang India itu merajai pasar tenaga kerja di Amerika dan Negara – Negara Eropa. Yeah, ironis jadinya kalo ngeliat kondisi negara kita yang ”cuma” mampu mengekspor tenaga kerja yang kurang terampil alias kerja kasar sekelas kuli dan pembantu rumah tangga.
Ayo Indonesia, Bangkit! Masa kalah sama India..