Beberapa saat yang lalu ada seorang teman yang mengajak saya untuk ikut join di perusahaan yang dia kelola. Well, ketika tau bahwa bidang perusahaan itu berbeda dengan perusahaan yang sedang saya jalanin then I said yes. Sy curious ketika tau bahwa perusahaan yang dia kelola itu sebetulnya punya potensi untuk berkembang, bagaimana tidak, belum apa2 aja udah ada investor yang berani nyuntik dana sampai 250 juta buat satu bisnis yang belum proven *bandingkan dengan perusahaan kami skr yang dibangun cuma dengan modal dengkul hehe. Mustinya dengan modal segitu, lari perusahaan itu akan lebih cepat. Walaupun memang, modal finansial bukan segala – galanya.
Dia cerita, sebetulnya manajemen perusahaan itu dikelola oleh 3 orang Director. Tapi dari ke3 orang itu, hanya satu orang yang full time mengelola perusahaan tsb, teman saya itulah, dan awalnya memang mereka berkomitmen untuk bahu membahu mengembangkan perusahaan mereka itu walaupun 2 orang yang lain masih bekerja di perusahaan masing – masing. Well, janji tinggal janji, teman saya itu “ditinggal sendirian” dalam mengelola perusahaan mereka itu.Ā That’s why seringkali temen saya merasa sendirian dalam mengelola bisnis mereka. Alhasil, uang 250 juta itu lenyap hanya dalam waktu 1 tahun. Untuk balik modal pun ngga ada. What’s an ironic, isn’t it?
Beruntungnya, para investor masih percaya dengan kesungguhan teman saya itu. Dan mereka tetap komit untuk membantu pendanaan untuk tahun ke 2 dengan catatan, teman2 mereka yang ga bisa aktif membantu tidak lagi terlibat dalam perusahaan. Dan teman saya itu bisa menyempaikan business plan yang lebih prospektif dan meyakinkan.
Well, kondisi teman saya itu juga pernah saya alami dalam perusahaan kami skr. Ketika dari 3 orang pengelola perusahaan, hanya saya yang aktif full time sehari – hari. Mikirin banyak hal sendiri,apa – apa sendiri, tapi itu dulu. Sekarang walau partner saya yang disurabaya itu juga tidak full time, dia sangat support saya dalam banyak hal. Sometimes support moral jauh lebih berarti daripada support fisik, isn’t it?
Menjadi seorang entrepreneur memang banyak sekali tantangannya, dan tantangan terbesar menurut saya terkait dengan mental. Kalo mental ga kuat, pasti ga akan betah berlama2 jadi entrepreneur, mending jadi karyawan aja yang sudah pasti punya penghasilan tetap. Dan untuk menjaga mental itulah, kita perlu seseorang atau sekelompok orang yang juga mempunyai visi yang sama sebagai seorang entrepreneur. Tujuannya adalah ketika kita lagi down, lemah dan kehilangan semangat, teman2 kita itulah yang akan terus menyemangati kita. Dalam seminarnya, Pak jamil azzaini menyebutkan pentingnya mempunyai kelompok mastermind, yaitu satu kelompok yang terdiri dari beberapa orang yang tujuannya adalah untuk saling mendukung setiap anggota keompoknya untuk maju.
Dan satu lagi yang penting adalah ketika kita punya pasangan yang selalu support kita. Dalam salah satu seminar, Pak Nukman Luthfie CEO Virtual Consulting bercerita ketika suatu saat dia memutuskan untuk menjadi seorang entrepreneur dan melepaskan segala kemapanan beliau ketika menjadi Director di detik.com, istrinyalah yang mendukung pak Nukman sehingga beliau tidak ragu lagi untuk melepaskan semua kenyamanan yang dia punya untuk terjun ke dunia entrepreneurship.
Hm, kumis tipisku yang cantik apakah kamu akan selalu support aku setiap saat? Catch me when I’m down, cheers me when I’m sad? And always remind me that I must success and will be a success person, as an entrepreneur, as a son, as a brother, as a husband, as a father and as a friend? Amiin..
Yeah of course, catch you when you down “I try to cause your too heavy;p”, cheers you when your sad “I will cheers you anytime:)”, always remind you to work hard to achieve your goals..Aminn..
Chayoooo Ncittt, I’m right behind you.. š
Muuuah..i love you!
wel… aq seneng membaca tulisan ini..
lam kenal buat si kumis tipis. hehe
eh ada mas mahmudi, hehehe Semangat terus broo!
SO…..SOORRRRYYYY….
SO, SORRRYYYY…
Maap banget ya mas…dari awal, aku ga bisa full time bantuin mas Indra…
Maaf aku belum bisa terjun fulltime di PGD…
Maaf mas…
Malahan, mas Indra yang sering nyemangatin aku kalo aku lagi down…
Thank you so much…
Aku masih terus bertahan karena ada Mas Indra (tapi bukan berarti aku fans-mu lho mas…:p)
Walaupun aku ga full time..PGD selalu akan jadi prioritas karena PGD seperti anak sulungku…hasil jerih payah dari jaman kuliah :p
MARI KITA BERJUANG!!! š
Dan sukses ya buat bisnis barunya…
I wish you all the best lah pokoknya :p
Rila..hehe,aku ga merasa sendiri sepanjang Rila selalu support dengan apa yang menjadi cita2 bersama kita
Ingat, alex kan mau sekolah ke Eropa katanya hehehe
Semangaaaat terus ya! Jangan pernah menyerah
tulisannya bagus.. jd nambah motivasi utk yg membacanya
good luck
Dian
saya suka baca2 tulisan nya.. ^_^
maaf ya, sy dulu tdk bs support. well kl ga gitu, PGD ga akan seperti sekarang toh. kuat dan semakin kuat. sy selalu berdoa, PGD akan selalu ada, dan bs diwariskan ke anak-cucu seperti impian sy dulu, saat membangun PGD.