Well, papap adalah seorang pekerja keras dan pria rumahan yang cinta keluarga. Papap adalah pria pertama di keluarga besarnya yang berani mengambil resiko bersekolah di sekolah umum dimana pada saat itu Aki Abong (ayahnya papap yang juga berarti kakek gw) menginginkan semua anak lelakinya bersekolah di pesantren. Papap dengan gagah berani memilih tinggal di Bandung seorang diri sejak SMP dan secara mandiri mencari biaya sendiri untuk membayar biaya sekolahnya dari SMP sampai STM. Sedang waktu itu Aki Abong hanya menanggung biaya hidup selama di Bandung. Oia, desa kelahiran papap terletak di pelosok kecamatan Malangbong-Garut yang ndeso banget. Tekad & motivasi papap untuk sekolah terus berlanjut hingga akhirnya bisa disekolahkan pemerintah ke Jerman selama beberapa tahun. Dan itu pula yang membuat tekad papap dan mama untuk mementingkan pendidikan anaknya diatas apapun juga dan hasilnya alhamdulillah semua anak – anaknya bisa mendapatkan gelar sarjana.
Kembali, gw juga ga pernah bisa mengerti kenapa kami ga bisa ”dekat” layaknya seorang ayah dan anak lelakinya. Sometimes gw pengen banget bisa merasakan kedekatan itu. Seperti halnya kedekatan gw dan mama. Atau kedekatan adik perempuanku dan papap. Well, sudah 2 minggu ini papap sakit dan beberapa kali harus pergi ke dokter. Mungkin faktor usia papap yang tahun ini berumur 60 tahun juga menjadi salah satu faktor kenapa kebugarannya tidak seperti dulu. Jadi semakin menyadari bahwa ayah gw itu sudah semakin menua. Ada satu saat dimana gw merasa takut banget kehilangan dia dan jujur kadang merindukan saat – saat dimana kami serasa dekat sekali.
Well pap, although we couldn’t get along normally, i want to u to know that i love you and i care about you!
Aku terharu membacanya… emang bener yach kalo orang tua zaman dulu utk sekolah aja susah… nah zaman skarang, malah pd sekolah seenaknya mereka… pdhal cari uang itu ga gampang…