Jamil Azzaini, inspirator yang saya kagumi, berkata “kerjakanlah apa yang kita cintai dan jika tidak bisa berusahalah mencintai apa yang kita kerjakan”
Alhamdulillah, saya beruntung bisa bekerja pada bidang yang saya cintai. I love my job, i love being entrepreneur. It’s such a dream come true. You can imagine bekerja dengan fleksibilitas waktu yang luar biasa *kalo lagi males, elo bisa liburan kapan pun hehe, adrenalin yang tinggi dalam mengelola segala resiko yang ada, peluang mendapatkan penghasilan tak terbatas *sky is the limit ceunah mah, ga ada boss menyebalkan yang bawel, maen perintah sana – sini seenak udelnya dll dan yang paling penting adalah satu kesempatan untuk bisa memberikan manfaat bagi orang lain.
Saya masih ingat ketika setelah lulus kuliah, saya ditawari oleh para dosen saya untuk ikut bergabung menjadi salah seorang staff dosen di almamater saya. Di tambah kesempatan untuk melanjutkan kuliah ke luar negeri. Well, sepintas ga ada yang salah dengan tawaran itu. That’s why saya langsung mengiyakan tawaran itu. Tapi ternyata hanya 6 bulan aja saya betah untuk tetap tinggal di kampus. Indikasi ga betah itu adalah ketika saya merasa malas ke kampus setiap kali saya bangun tidur dan rasanya lega ketika masuk jam pulang kerja. Gosh! Sejak itulah saya memutuskan untuk meneruskan proses perintisan perusahaan yang sekarang. Ketika banyak orang menyayangkan keputusan itu, saya jalan terus. Dan Alhamdulillah, saya merasa keputusan itu sangatlah tepat.
Well, tidak semua orang bisa beruntung bisa bekerja pada bidang yang kita cintai atau berbisnis dari sesuatu yang kita sukai, dan jika mencintai apa yang kita kerjakan itu juga terasa sulit, menurut saya setidaknya niatkan bahwa apa pekerjaan kita itu bisa memberikan manfaat bagi orang yang kita cintai. Dan semoga itu bisa membuat kita terus termotivasi untuk tetap giat bekerja sampai kita bisa menemukan pekerjaan yang kita cintai.