Hari Jum’at lalu, Rila partner bisnisku dari Surabaya datang ke Jakarta dan selanjutnya akan meneruskan perjalanan menuju Bandung. Pesawat delay berkali – kali karena bandara Soekarno Hatta ditutup. Ketika akhirnya dia bisa mencapai bandara, problem selanjutnya adalah dia ga bisa keluar dari Bandara melalui tol yang sedang kebanjiran. Akhirnya setelah mengalami kemacetan selama berjam – jam, dia bisa juga sampai Bandung pada jam 11 malam! 6 jam terlambat dari rencana semula. Masalahnya kembali terulang ketika dia akan kembali pulang ke Jakarta dan kemudian terbang ke Surabaya. Karena akses tol menuju Bandara ditutup karena banjir dan semua jalan alternative menuju Bandara mengalami kemacetan, akhirnya tiket pesawat Jakarta – Surabaya di cancel dan kami putuskan supaya dia kembali ke Surabaya dengan menggunakan kereta executive dari Bandung.
Ingat banjir ingat pengalaman tahun lalu, ketika banjir besar melanda Jakarta. Satu saat gw pernah terjebak dari malam sampai subuh di Ciledug. Semua akses jalan menuju Serpong terendam Banjir. Wah, segitu aja aku sudah merasakan kerugian akibat banjir. Apalagi rakyat kecil yang rumahnya kerap kebanjiran ya?
Yah, beginilah akibatnya jika manusia terlalu rakus merusak alam demi kepentingannya sendiri! Pemerintah sendiri seperti ga punya program kongkret untuk itu. Masih ingat ketika Bang Foke, Gubernur yang sekarang, dalam kampanyenya menjanjikan Jakarta akan bebas dari Banjir. Buktinya? Jakarta kembali terendam banjir tahun ini. Ayo Bang, keluarkan semua ilmu tata kota yang abang dapet saat ngambil gelar Dr-Ing di Jerman sana
Wuih, Gw ikut prihatin buat teman – teman yang mengalami kerugian langsung maupun tidak langsung akibat banjir kali ini.
(lagi memantau kondisi Jakarta kita dari kejauhan di Kota Bandung yang sejuk, romantis, dan penuh dengan mojang priangan anu gareulis tea!)