November 11, 2007
Seminggu kemarin, sering sekali pertanyaan yang membosankan tentang “kapan kamu akan menikah?” muncul dari orang disekitarku, temanku bahkan klienku. Pertanyaan yang efeknya tergantung pada mood kita, kalo mood kita lagi ok pertanyaan itu adalah hal yang biasa saja. Tapi kalo mood kita lagi jelek, well honestly itu sangat mengganggu. It is something that we always say as quarter life crisis I guess! Being single and lonely in 27 years old is a horrible.
Beberapa teman yang sudah mengenal aku secara dekat, sering kali bilang kalo aku tuh “too picky”, mau pasangan yang “serba ada”. Well, I’m not that so picky ya. Aku kira wajar aja ketika kita mengharapkan pasangan kita adalah pilihan terbaik yang Tuhan tentukan untuk kita. Sebagai lelaki normal tentu akan menjadi sangat wajar kalo kita mendambakan pasangan kita seorang yang cantik, smart dan punya great personality, right? Dan tentu dengan chemistry yang kuat. Aku banyak mempunyai teman wanita yang cantik, smart & baik hati tapi diantara kita tidak ada perasaan apa – apa selain hubungan pertemanan itu. So, buat aku chemistry adalah hal yang utama. Membayangkan hidup bersama dalam ikatan pernikahan selama berpuluh – puluh tahun akan menjadi sesuatu yang sangat membosankan. Tapi tidak jika kita bisa menikah bersama orang yang kita cintai dan mempunyai chemistry yang kuat diantara kita. Pernah liat sepasang kakek – nenek yang masih mesra di usia pernikahan mereka yang sudah senja? I think that’s the most romantic thing
Pertanyaan2 membosankan itu akan terus selalu ada ketika orang mengetahui status ”kesendirian” kita. Well, seperti yang sudah dicanangkan sebelumnya aku ingin sekali bisa segera menikah sebelum lebaran tahun depan. Tapi target is target, kita tidak akan pernah tau apa hasilnya nanti dan kapan itu bisa terwujud. Mencari pasangan itu bukan sesuatu yang mudah kan? Terlebih aku adalah tipical orang yang sulit sekali jatuh cinta kecuali kepada seorang wanita yang memang sangat spesial menurutku.
So, buatku anggap pertanyaan2 membosankan itu sebagai angin lalu atau dengan positif thinking, aku juga menganggap itu sebagai bentuk perhatian. Kadang aku suka membalik pertanyaan tadi dengan pertanyaan ”ada yang bisa dikenalin ga?” yah kali aja bermula dari pertanyaan2 itu aku bisa bertemu dengan orang yang selama ini aku cari. Seseorang yang akan menjadi pasangan hidupku, soulmate dan ibu dari anak –anakku.
My Love, where are you? I’ve been waiting for you
Waahh… sayah baru baca tuLisan kaka yg ini, kL Lg ga ada yg di kerjain biasanya sayah suka bgt baca2 tuLisan kaka, Btw, ko yg ini bener bgt yach… jangan kan cowo, yg cewe aja kaLo di tanyain “kpn married?” bosen juga dengernya… kmaren kan sayah go to hometown, nah pertanyaan itu jadi makanan sehari-hari dech… hahaha…