Masa – masa sendiri gw membuat gw punya banyak waktu untuk ngurusin koleksi DVD gw. Tumpukan DVD di kamar yang membuat kamar gw menjadi terlihat sempit, memaksa gw untuk memikirkan penataan koleksi2 film gw itu. Well, gw emang suka banget nonton film. Koleksi DVD gw yang mencapai angka 400an sudah cukup lah menggambarkan hobi gw yang satu itu. Ditambah juga kesenangan gw nonton film terbaru di bioskop, tapi kalo ini hanya berlaku kalo gw sedang punya pacar aja sih, he3x
Untuk menambah koleksi DVD gw itu, paling tidak sekali dalam 2 bulan gw hunting DVD ke Glodok. Yah cari yang murah – meriah harganya. Kalo dulu, bawa uang 100 ribu aja kita bisa dapet 30an keping DVD. Terakhir, pas bulan puasa kemarin ternyata harganya udah naik jadi 5000 per keping. Hm, emang ilegal sih menikmati film dengan beli DVD bajakannya, tapi apa daya murah banget soalnya, he3x.
Gw suka banget nonton film dengan genre drama, romantic comedy, action dan comedy. Apalagi kalo film itu pernah memenangkan Oscar atau suatu Festival Film, wah pasti gw beli tuh. Buat gw, menonton film seakan belajar satu sisi kehidupan tanpa kita harus mengalaminya sendiri. Banyak hal yang gw pelajari dari film misalnya belajar tentang kisah hidup tokoh sejarah (The Last Emperor, Kun Dun, The Motorcycles Diaries, Malcolm X, Gie), Kisah para legenda (Cinderella Man, Ray, Ali, A Beautiful Mind), Romantisme Percintaan (Love me if you dare!, When Harry met Sally, Sleepless in Seatle, When a Man loves a Woman, A Moment to Remember), perjuangan menggapai cinta (Titanic, Shakespeare in Love), perselingkuhan (The End of the Affair, English Patient), cinta segiempat (Closer), Swinging (Seeing Other People, My Best Friend’s Wife), kisah nyata perjuangan seseorang (Erin Brovkovich, Million Dollar Baby), drama keluarga yang menyentuh (A Love Song for Bobby Long, I Am Sam), konflik keluarga (Curse of the Golden Flower, Legends of the Fall), homoseksual (Broke Back Mountain, Philadelphia, Far from Heaven), Lesbian (Monster), Transeksual (Boys don’t Cry), peperangan dari sudut pandang yang berbeda (Life is Beautiful, Dances with Wolves, Good Morning Vietnam, Joyeux Noel, Saving Private Ryan, Thin Red Lines, The Last Samurai), kisah kehidupan antar ras di Amerika (Gangs of New York, Crash), Budaya (Seven Years in Tibet, Osama, Memoirs of Geisha, Last Marriage) sampai kisah pergantian suatu rezim (Good Bye Lenin). Film seakan membantu gw untuk memahami orang dan kehidupan lain dari sisi yang berbeda. Film juga menambah cakrawala pengetahuan gw dalam memahami bahasa, budaya, dan kehidupan itu sendiri.
Dari sekian film yang gw tonton, ada beberapa film favorite yang bisa gw tonton berkali – kali, bahkan ada beberapa film yang sanggup bikin gw terharu saking kuatnya pengaruh film itu. Yah, gw percaya film adalah satu produk budaya yang sanggup mempengaruhi para pemirsanya. Bahkan Bangsa Yahudi banyak menggunakan film sebagai alat propagandanya (Schindler’s List, The Pianist, The Merchant of Venice, Munich).
Indonesia sendiri sudah punya film buatan sendiri sejak jaman penjajahan dulu dengan film pertamanya adalah Lutung Kasarung. Terus berlanjut sampai puncak keemasannya di tahun 70an – 80an, yang katanya ratusan judul film keluar tiap tahunnya. Sempat vakum di tahun 90an, gw inget banget masa – masa itu dimana film indonesia hanya cerita tentang seks semata dengan judul yang ga jauh dari kata ”ranjang”. Tapi syukurlah masa itu tidak terlalu lama, dimulai dengan film2 independent kaya Culdesac dan Bintang Jatuh, para pekerja seni indonesia mulai kembali berkarya. Yang fenomenal tentu film Petualangan Sherina disusul sama film Ada Apa dengan Cinta. Masih inget dong, antrian panjang hanya untuk mendapatkan selembar tiket kedua film itu. Sekarang bisa kita liat produksi film indonesia banyak bermunculan. Favorite gw ada Biola tak Berdawai, Ca Bau Kan, Pasir Berbisik, Gie, sampai film ringan kaya Jomblo. Tenang, DVD Film Indonesia yang gw punya dijamin asli ko. Itung – itung turut serta dalam membangun industri film karya bangsa sendiri.
So, supaya smart dan berwawasan luas, ayo kita nonton film! Cause you are what you watch!”
Room, October 28 2007
Mas Indra aku masih penasaran nih sama film cabaukan karena waktu itu belum sempat nonton boleh ga aku pinjaam